TEORI, CIRI -CIRI KONSUMEN
&
MANFAAT MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
KAJIAN PUSTAKA
Menurut
John C. Mowen dan Michael Minor mendefinisikan perilaku konsumen sebagai studi
tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan
perolehan, konsumsi berbagai produk,jasa dan pengalaman serta ide-ide.
Menurut
Lamb, Hair dan Mc.Daniel menyatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses
seorang pelanggan dalam membuat keputusan untuk membeli, menggunakan serta
mengkonsumsi barang-barang dan jasa yang dibeli, juga termasuk faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan pembelian dan penggunaan produk. (Rangkuti,2002:91)
Menurut
Engel, Blackwell dan Miniard, menyatakan bahwa perilaku konsumen adalahtindakan
yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.
Studi
perilaku konsumen adalah studi bagaimana seorang individu membuat keputusan
untuk menggunakan sumber-sumber yang dimiliki pada konsumsi yang berkaitan
dengan sesuatu (barang atau jasa). Schifman dan Kanuk (1991 : 5) mengatakan
studi ini meliputi; apa yang dibeli, mengapa ia membelinya, dan berapa sering
ia membelinya.
Swastha
dan Handoko (1987 : 9) mendifinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan
individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang dan jasa ekonomisalnya, termasuk kegiatan pengambilan keputusan.
Perilaku
konsumen dapat disarikan dari semua definisi diatas sebagai studi tentang
proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta
memanfaatkan produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan
kebutuhan dan hasrat konsumen.
1. DEFINISI
PERILAKU KONSUMEN
Perilaku
konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang/ organisasi dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau jasa setelah
dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku konsumen akan diperlihatkan
dalam beberapa tahap yaitu tahap sebelum pembelian, pembelian, dan setelah
pembelian. Pada tahap sebelum pembelian konsumen akan melakukan pencarian
informasi yang terkait produk dan jasa. Pada tahap pembelian, konsumen akan
melakukan pembelian produk, dan pada tahap setelah pembelian, konsumen
melakukan konsumsi (penggunaan produk), evaluasi kinerja produk, dan akhirnya
membuang produk setelah digunakan.Atau
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa termasuk di dalamnya proses
pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Dalam
perkembangan konsep pemasaran mutakhir, konsumen ditempatkan sebagai sentral
perhatian. Para praktisi maupun akademisi berusaha mengaji aspek-aspek konsumen
dalam rangka mengembangkan strategi pemasaran yang diharapkan mampu meraih
pangsa pasar yang tersedia. Setidaknya ada dua alasan mengapa perilaku konsumen
perlu dipelajari.
Pertama,
konsumen sebagai titik sentral perhatian pemasaran. Mempelajari apa yang
dibutuhkan dan diinginkan konsumen pada saat ini adalah hal yang sangat
penting. Memahami konsumen akan menuntut pemasar pada kebijakan pemasaran yang
tepat dan efisien. Misalnya saja ketika
pemasar mengetahui bahwa konsumen yang menginginkan produknya hanya sebagian
kecil saja dari suatu populasi, dan dengan karakteristik yang khusus, maka
upaya-upaya pemasaran produk bisa diarahkan dan difokuskan pada kelompok
tersebut. Dengan memfokuskan bidikan, maka biaya yang dikeluarkan untuk promosi
akan lebih murah dan tepat sasaran. Untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen, maka persepsi, cara memperoleh informasi, sikap, demografi,
kepribadian dan gaya hidup konsumen perlu dianalisis. Selain itu juga perlu
dianalisis aspek lingkungan seperti budaya, kelas sosial, kelompok rujukan,
proses komunikasi, keluarga dan lain-lain yang semuanya bisa mempengaruhi
perilaku konsumen.
Kedua,
perkembangan perdagangan pada sait ini menunjukkan bahwa lebih banyak produk
yang ditawarkan daripada permintaan. Kelebihan penawaran ini menyebabkan banyak
produk yang tidak terjual atau tidak dikonsumsi oleh konsumen. Kelebihan
penawaran tersebut bisa disebabkan oleh faktor seperti kualitas barang tidak
layak, tidak memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen, atau mungkin juga
karena konsumen tidak mengetahui nkeberadaan produk tersebut. Dari tiga faktor
penyebab kelebihan penawaran di atas, dua faktor pertama berhubungan langsung
dengan konsumen dan faktor ketiga disebabkan oleh kurangnya produsen dalam
mengomunikasikan produk kepada konsumen. Oleh karena itu, sudah selayaknya
perilaku konsumen menjadi perhatian penting dalam pemasaran.
Selain
dua alasan di atas, mempelajari perilaku konsumen dan proses konsumsi yang dilakukan
oleh konsumen memberikan beberapa manfaat. Mowen (1995) mengemukakan manfaat
yang bisa diperoleh sebagai berikut:
- Membantu para manager dalam
pengambilan keputusannya.
- Memberikan pengetahuan kepada para
peneliti pemasaran dengan dasar pengetahuan analisis konsumen.
- Membantu legislator dan regulator
dalam menciptakan hukum dan peraturan yang berkaitan dengan pembelian dan
penjualan barang dan jasa.
- Membantu konsumen dalam pembuatan
keputusan pembelian yang lebih baik.
Perilaku
permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu pendapatan, selera konsumen dan harga barang. Setiap
hari kita melakukan pemilihan atau menentukan skala prioritas karena kebutuhan
yang tidak terbatas sedangkan sumber daya yang tersedia sangat terbatas. Konsep
pemilihan ini merupakan perilaku mendasar dari konsumen. Konsep dasar perilaku
konsumen menyatakan bahwa konsumen selalu berusaha untuk mencapai kegunaan
maksimal dalam pemakaian barang yang dikonsumsinya. Kegunaan (Utility) adalah
derajat seberapa besar sebuah barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan
seseorang.
2. DEFINISI
KONSUMEN DAN CIRI – CIRI KONSUMEN
Menurut
pengertian Pasal 1 angka 2 UU PK, “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang
dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri
sendiri, keluarga,, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan.”
Sedangkan
dalam bagian penjelasan disebutkan “Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal
konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau
pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen
yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk
lainnya. Pengertian konsumen dalam undang-undang ini adalah konsumen akhir”.
Dari
ketentuan dalam undang-undang tersebut secara tersurat nampaknya hanya menitik
beratkan pada pengertian konsumen sebagai konsumen akhir yang mana hal tersebut
bukan merupakan objek pembahasan dalam tulisan ini. Namun secara tersirat juga
mengandung pengertian konsumen dalam arti luas. Hal tersebut nampak pada
penggunakan kata “pemakai”. Istilah “pemakai” dalam hal ini tepat digunakan
dalam rumusan konsumen untuk mendukung pengertian konsumen akhir, namun
sekaligus juga menunjukkan bahwa barang dan/jasaa yang dipakai tidak serta
merta hasil dari suatu transaksi jual beli. Artinya sebagai konsumen tidak
selalu harus memberikan prestasinya dengan cara membayar uang untuk memperoleh
barang dan/jasa tersebut. Dengan kata lain dasar hubungan hukum antara konsumen
dan pelaku usaha tidak perlu harus kontraktual ((the privity of contract).
Konsumen
adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat,
baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup
lain dan tidak untuk diperdagangkan.Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk
dijual kembali maka dia disebut pengecer atau distributor. Jika dilihat dari
perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
Perilaku
Konsumen Rasional, Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan
hal-hal berikut :
- barang tersebut dapat memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen,
- barang tersebut benar-benar
diperlukan konsumen,
- mutu barang terjamin,
- harga sesuai dengan kemampuan
konsumen.
Perilaku
Konsumen Irasional, Suatu perilaku dalam mengkonsumsi dapat dikatakan tidak
rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya
terlebih dahulu. Contohnya, yaitu :
-
tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik,
-
memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen,
-
ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon,
-
prestise atau gengsi.
Ciri-ciri
konsumen ada 2 wujudnya :
- Personal Consumer : Konsumen ini
membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk penggunaannya sendiri.
- Organizational Consumer : Konsumen
ini membeli atau menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
menjalankan organisasi tersebut.
Menurut
Handi Irawan perilaku konsumen Indonesia dikategorikan menjadi sepuluh, tapi
hanya 5 kategori yang saya muat di sini, yaitu :
1. Berpikir jangka pendek , ternyata
sebagian besar konsumen Indonesia hanya berpikir jangka pendek dan sulit untuk
diajak berpikir jangka panjang, salah satu cirinya adalah dengan mencari yang
serba instant.
2. Tidak terencana, hal ini tercermin pada
kebiasaan impulse buying, yaitu membeli produk yang kelihatannya menarik (tanpa
perencanaan sebelumnya).
3. Suka berkumpul, masyarakat indonesia
mempunyai kebiasaan suka berkumpul (sosialisasi). Salah satu indikator terkini
adalah situs social networking seperti Facebook dan Twitter sangat diminati dan
digunakan secara luas di Indonesia.
4. Gagap teknologi , sebagian besar
konsumen Indonesia tidak begitu menguasai
teknologi
tinggi. Hanya sebatas pengguna biasa dan hanya menggunakan fitur yang umum
digunakan kebanyakan pengguna lainnya.
5. Gengsi , Konsumen Indonesia amat getol
dengan gengsi. Banyak yang ingin cepat naik “status” walau belum waktunya.
Saking pentingnya urusan gengsi ini, mobil-mobil mewah pun tetap laris terjual
di negeri kita pada saat krisis ekonomi sekalipun.
Jika
dilihat dari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang maka dapat
dibedakan mejadi dua :
Banyak
faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya faktor budaya, social,
psikologis, dan faktor marketing strategy. Keterkaitan perusahaan/produsen
sangatlah erat. Produsen memiliki ketergantungan terhadap prilaku konsumen yang
mempengaruhi efektifitas penjualan. Proses pengamatan produsen terhadap prilaku
konsumen akan memberikan hasil yang menentukan strategi pemasaran.
Peran
perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu: membujuk konsumen
untuk membeli produk yang dipasarkan. Memahami konsumen dalam berperilaku,
bertindak dan berfikir, agar pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya
dengan baik. Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil keputusan
sehingga produsen dapat merancang strategi pemasaran yang baik. Inilah alasan
mengapa produsen perlu mengamati perilaku produsen.
3 MANFAAT
MEMPELAJARI PERILAKU KONSUMEN
Produsen
adalah orang yang melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan suatu barang
produksi yang akan dijual kepada konsumen dengan tujuan mendapatkan keuntungan
sebanyak-banyaknya dari barang yang diproduksinya. Produsen mempelajari
perilaku konsumen untuk mengetahui produk apa yang sedang dibutuhkan konsumen,
yang tidak disukai konsumen serta untuk menentukan harga produksi yang mampu
dibeli oleh konsumen. Produsen dapat mengetahui tentang apa yang sedang
diminati konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Sehingga produsen
dapat memprediksikan berapa kuantitas barang yang akan diproduksi sesuai dengan
keadaan pasar agar produsen tidak mengalami kerugian. Dengan demikian, strategi
pemasaran yang diterapkan oleh produsen menjadi lebih tepat. Pada saat ini,
produk-produk yang beredar di pasaran sangatlah banyak sehingga konsumen bebas
memilih barang yang akan mereka beli untuk memenuhi kebutuhannya.
Namun
demikian, produsen tidak bisa mengendalikan konsumen dalam hal produk yang
harus dibeli oleh konsumen. Konsumen yang memegang kendali produk apa yang
seharusnya diproduksi oleh produsen. Oleh karena itu, produsen harus berfokus
pada konsumen karena konsumen adalah bagian terpenting dari perusahaan. Untuk
mempelajari semua hal tentang itu, maka diperlukan sebuah studi tentang
perilaku konsumen.Produsen harus mampu membujuk konsumen untuk membeli produk
yang ditawarkan atau dipasarkan.
Selain
itu peran perilaku konsumen terhadap para produsen adalah bagaimana produsen
dapat memahami cara konsumen dalam mengambil keputusan sehingga produsen dapat
merancang strategi dengan baik. Dengan kata lain produsen harus mengetahui
keadaan pasar dan konsumen. Dimana konsumen selalu menginginkan sesuatu yang
murah tetapi nilainya efektif. Permintaan konsumen bermacam-macam tergantung
dengan kebutuhannya. Seorang produsen haruslah jeli menentukan strategi apa
yang tepat agar produknya dapat terjual. Tentunya produk tersebut haruslah
sesuai dengan yang diharapkan oleh konsumen. Seorang produsen juga melihat
keadaan pasar sehingga mengerti adanya persaingan dan bisa menentukan bagaimana
strategi produksinya. Kajian perilaku konsumen mempelajari bagaimana strategi
melihat keadaan pasar dan kebutuhan konsumen.
4 KESIMPULAN.
Perilaku
konsumen dapat disimpulkan sebagai studi tentang proses pengambilan keputusan
oleh konsumen dalam memilih, membeli,memakai serta memanfaatkan
produk,jasa,gagasan, atau pengalaman dalam rangka memuaskan kebutuhan dan
hasrat konsumen
Memahami
konsumen dan proses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain:
membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi
peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu legislatif dan pemerintah dalam
menyusun undang-undang dan membuat keputusan, dan membantu konsumen untuk
membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang konsumen dapat
membantu kita untuk lebih memahami tentang faktor-faktor psikologi, sosiologi,
dan ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.
Produsen
mempelajari perilaku konsumen untuk mengetahui produk apa yang sedang
dibutuhkan konsumen, yang tidak disukai konsumen serta untuk menentukan harga
produksi yang mampu dibeli oleh konsumen. Produsen dapat mengetahui tentang apa
yang sedang diminati konsumen sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
Sehingga produsen dapat memprediksikan berapa kuantitas barang yang akan
diproduksi sesuai dengan keadaan pasar agar produsen tidak mengalami kerugian.
Dengan kata lain produsen harus mengetahui keadaan pasar dan konsumen. Dimana
konsumen selalu menginginkan sesuatu yang murah tetapi berkualitas.
Lebih
singkatnya Perilaku konsumen ini mempelajari di mana, dalam kondisi macam apa,
dan bagaimana kebiasaan seseorang membeli produk tertentu dengan merk tertentu.
Semuanya ini sangat membantu manajer pemasaran di dalam menyusun kebijaksanaan
pemasaran perusahaan. Proses pengambilan keputusan pembelian suatu barang atau
jasa akan melibatkan berbagai pihak, sesuai dengan peran masing-masing.
SUMBER